Rumah Ilmu

Kamis, 23 April 2015



Text Box:  Membaca Cepat 
  dan Efektif
motion.jpgunej.png
    
    


 

 







Yulias Anggraeni


MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF


















 









Penerbit :                                 
Jember University Press
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto
 Kotak Pos 185, fax. ( 0331 ) 332 738
 http://www.imabina.unej.ac.id







Roda kehidupan ini
Jalani dia
Sepenuh Hati
Nadi dan Nadanya
Irama dan Lajunya
Denyut dan Detaknya
Bersama angin dan Hembusan Nafas Senja.
                                                                        (Hingga Ingatan Ini memudar )

 

 

 

Penulis

  Yulias Anggraeni

       130210402072

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Pembelajaran Membaca”  ini tepat pada waktunya.

Buku ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulisan buku ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulisan buku ini telah dimaksimalkan. Penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam bidang bahasa.


Penulis

                                                                        Jember , 6 April 2015
           




                                                                            I.    KONSEP MEMBACA

1.1  Pengertian Membaca

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi. (Tarigan, 2008) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif.
Selanjutnya, (Tarigan, 2008) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang- lambang bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan membaca pada level rendah. (Nurhadi, 1987) menyatakan bahwa membaca adalah proses memetik serta memahami arti/makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Batasan ini tepat dikenakan pada membaca literal. Di pihak lain,berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau bernalar. (Soedarso, 2001)
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, proses aktif, bertujuan, serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan jenis membaca.
(SYafi'e, 1994) menyebutkan, hakikat membaca adalah: (1) Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan. (2) Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. (3) Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai. (4) Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. (5) Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. (6) Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinyasesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. (7) Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.
Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.

1.2  Tujuan Membaca

Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu: 
a)      Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik.
b)      Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat- alat rumah tangga).
c)      Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki.
d)     Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis.
e)      Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia.
f)       Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, laporan).
g)      Memperoleh kesenangan atau hiburan.
Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai tujuan dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca.

1.3  Jenis-jenis Membaca

Menurut (Tarigan, 2008) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra. Bila dibagankan, jenis-jenis membaca tersebut adalah sebagai berikut :



Text Box:       Bagan 1. Jenis MembacaJenis membaca menurut  (Nurhadi, 1987) ada tiga macam, yakni membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif. Pada materi ini jenis membaca yang akan dibahas adalah membaca nyaring, membaca ekstensif, dan membaca intensif. Berikut ini akan dibahas  satu persatu jenis-jenis membaca tersebut.
 a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan membaca yang merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang berupa informasi bagi pengarang  (Subyantoro, 2001). (SYafi'e, 1994) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Jadi, membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
Dalam membaca nyaring, pembaca memerlukan beberapa keterampilan. antara lain: (1) penggunaan ucapan yang tepat; (2) pemenggalan frasa yang tepat; (3) penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat; (4) penguasaan tanda bacaa dengan baik; (5) penggunaan suara yang jelas; (6) penggunaan ekspresi yang tepat; (7) pengaturan kecepatan membaca; (8) pengaturan ketepatan pernafasan; (9) pemahaman bacaan; dan (10) pemilikan rasa percaya diri.
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat.
Broughton dalam,(Tarigan, 2008) menyebutkan bahwa yang termasuk membaca ekstensif adalah; 1) membaca survey, 2) membaca sekilas, dan 3) membaca dangkal. Berikut ini yang termasuk membaca ekstensif akan diuraikan satu persatu :

1) Membaca survey
merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan. Kegiatan membaca survey ini misalnya melihat judul, pengarang, daftar isi, dan lain- lain.
2) Membaca sekilas atau skimming
Membaca dengan cepat untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Dalam hal ini pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya. Membaca sekilas merupakan salah satu teknik dalam membaca cepat.
 (Soedarso, 2001) menyatakan bahwa skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dengan tujuan untuk mengetahui: (1) topik bacaan, (2) pendapat orang, (3) bagian penting tanpa membca seluruhnya, (4) organisasi tulisan, dan (5) menyegarkan apa yang pernah dibaca.

3)   Membaca dangkal

merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca. Tujuan membaca dangkal adalah untuk mencari kesenangan.

c.              Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. (Nurhadi, 1987) mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa,  membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman. Berikut ini akan diuraikan tentang membaca pemahaman.

d.        Membaca Pemahaman

Menurut  (Tarigan, 2008) ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu: 1) membaca literal, 2) membaca kritis, dan 3) membaca kreatif. Masing- masing jenis keterampilan membaca tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pengajaran membaca, tiga keterampilan membaca pemahaman ini perlu diajarkan secara terus-menerus. Setiap pertanyaan bacaan dalam buku teks harus selalu mencerminkan keterampilan membaca tersebut.


                                                                    II.        MEMBACA CEPAT

 

Membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk membaca teks atau wacana yang menuntut secara cepat.  (Wiryodijoyo, 1989) mengungkapkan membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Hal ini berarti dalam membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi patokan, namun juga disertai pemahaman dari bacaan. Membaca cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.
Sementara itu berbeda dengan penjelasan Nurhadi, Soedarso dalam , (Nurhadi, 1987) mengatakan bahwa membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing kecepatan membaca dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut.
Sama dengan apa yang didefinisikan oleh Soedarsono, (Wiryodijoyo, 1989) menjelaskan bahwa anak-anak yang mengetahui kecepatan-kecepatan membaca yang berbeda akan tahu kapan lambat, cepat, dan pada kecepatan normal bergantung kepada tujuan membaca dan bahan bacaan. Anak-anak yang membaca lambat akan menganggap membaca menjadi sesuatu yang membosankan, sebab membaca akan menjadi sebuah tugas berat. Jika anak-anak dapat menambah kecepatan bacanya, mereka akan merasa bahwa membaca sebagai kegiatan yang lebih dinikmati. Keterampilan membaca anak yang meningkat akan berpengaruh pada penguasaan materi pelajaran yang lebih cepat. Sebab dengan keterampilan membaca, keterampilan berpikir pun menjadi bertambah. Kemampuan membaca yang cepat menjadikan keterampilan berpikir menjadi cepat pula.
Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, terdapat dua pandangan yang sedikit berbeda mengenai membaca cepat. Nurhadi dan Hernowo mendefinisikan membaca cepat sebagai teknik membaca dengan kecepatan yang cepat namun tidak mengabaikan pemahaman dari bahan bacaan. Seseorang dapat disebut pembaca cepat apabila mampu membaca teks atau bacaan dengan cepat dan memiliki tingkat pemahaman yang tepat/ tinggi. Sedangkan Soedarsono dan Wiryodiyono dalam (Soedarso, 2001) mendefinisikan membaca cepat sebagai teknik membaca dengan menitikberatkan pada tujuan membaca. Seseorang mampu membaca cepat ketika orang tersebut mengerti untuk tujuan apa dia membaca, sehingga dia tahu kapan harus menambah kecepatan membaca, kapan harus membaca dengan kecepatan normal, dan tahu kapan harus memperlambat kecepatannya dalam membaca. Merangkum dari definisi-definisi di atas, terdapatnya perbedaaan bukan menjadi sebuah kekurangan dari masing-masing pandangan. Namun, apabila perbedaan pandangan tersebut dirangkum akan menjadi definisi yang baru dan lebih baik. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa membaca cepat adalah teknik membaca teks untuk memahami isi bacaan dengan cepat dan dengan tujuan membaca yang tepat.
Ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam membaca cepat, yaitu kecepatan yang memadai, pemahaman yang tinggi, dan tujuan membaca yang tepat. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya. Namun, pembaca cepat tahu kapan maju dengan kecepatan tinggi, kapan memperlambat, kapan harus berhenti sejenak, kapan kemudian melaju lagi, dan seterusnya. Pembaca yang baik sadar akan berbagai tujuan membaca, tingkat kesulitan bahan 128 bacaan, serta keperluan membacanya saat itu. Apabila ketiga hal tersebut dapat dikuasai, maka akan diperoleh keterampilan membaca cepat yang baik.
Ada tiga faktor yang menentukan kecepatan baca seseorang menurut (Wiryodijoyo, 1989) yaitu gerak mata, kosa kata, dan konsentrasi. Untuk meningkatkan kecepatan baca, ketiganya perlu dilatih.

1)      Gerak Mata

Waktu membaca mata bergerak mengikuti tulisan, dari kiri ke kanan (untuk tulisan latin). Mata melihat tulisan guna mengenali kata demi kata untuk diketahui artinya, selanjutnya isi seluruh kalimat. Gerakan mata ini tidak sama antara pembaca yang satu dengan yang lain, ada yang cepat dan ada yang lambat. Pembaca yang terlatih dan terbiasa membaca gerak matanya lebih cepat dan sebaliknya.

2)      Kosakata

Hubungan kosakata dengan kecepatan membaca tentu mudah dimengerti. Apabila pembaca menghadapi bahan bacaan yang semua kata-katanya telah diketahui tentu dia dapat membaca dengan kecepatan yang maksimal tanpa terganggu pemahamannya.

3)      Konsentrasi

Agar dapat membaca dengan efektif pembaca harus memusatkan pikiran kepada apa yang dibaca. Membaca efektif harus dilakukan dengan kesungguhan. Perbuatan semacam ini mempergunakan ketrampilan membaca secara lengkap. Orang yang sedang membaca sebenarnya tidak senang diganggu perhatiannya. Buktinya kalau sedang membaca orang biasanya mencari tempat yang tidak terlalu sering terganggu.
Di sisi lain adanya kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca yang dapat menghambat kelancaran dan kecepatan membaca. Untuk dapat membaca dengan cepat, hal-hal yang dapat menghambat kelancaran atau kecepatan membaca harus dihilangkan.
Menurut (Soedarso, 2001) terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca yaitu sebagai berikut :
1)      Vokalisasi
                 Vokalisasi atau membaca dengan suara sangat memperlambat membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap.
2)      Gerakan bibir
     Menggerakkan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca, sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya dengan membaca bersuara. Kecepatan membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan membaca secara diam.
3)      Gerakan kepala
     Menggerakkan kepala akan memperlambat kecepatan membaca. Oleh karena itu, orang perlu membiasakan membaca dengan menggerakkan mata sehingga dapat memfokuskan pandangan.

1)      Menunjuk dengan jari

            Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata.

2)      Regresi          

            Kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang untuk melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca itu menjadi hambatan yang serius dalam membaca.

3)      Subvokalisasi

            Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca juga dilakukan oleh pembaca yang kecepatannya telah tinggi. Subvokalisasi juga menghambat karena orang menjadi lebih memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar daripada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang dibaca.
Selaras dengan Soedarsono, (Nurhadi, 1987) menyampaikan mengenai hambatan-hambatan dalam membaca cepat adalah menyuarakan apa yang dibaca, membantu melihat/ menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari), bergumam-gumam atau bersenandung, dan kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca. Namun, lebih lanjut Nurhadi menambahkan hambatan membaca cepat yaitu: membaca kata demi kata, menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain, konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal lain di luar bacaan, dan kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat.
Keterampilan membaca cepat didalamnya meliputi kecepatan membaca, pemahaman, dan kemampuan efektif membaca (KEM). Menurut (Wiryodijoyo, 1989) penilaian kemampuan membaca dapat dilakukan dengan sebagai berikut :

1)      Kecepatan baca

Kecepatan baca seseorang diukur dengan KPM (singkatan dari: kata per menit). Sebagai contoh, seorang pembaca yang dapat menyelesaikan bacaan sepanjang 900 kata dalam 6 menit, kecepatan bacanya adalah : 900/6 x 1 KPM = 150 KPM. 130

2)      Pemahaman

Pemahaman diukur dengan nilai antara 1-100, yaitu menunjukkan jawaban yang benar. Seorang pembaca yang telah selesai membaca teks dapat menjawab 8 dari 10 pertanyaan benar, berarti nilai pemahamannya sebesar 80%. Untuk mengetahui kemampuan baca secara keseluruhan, nilai kecepatan digabungkan dengan nilai pemahaman. Jadi kalau nilai kecepatan dan nilai pemahaman pada contoh di atas digabungkan, maka menjadi sebagai berikut: 80/100 x 150 KPM = 120 KPM.
Kecepatan rata-rata baca merupakan cermin dari tolak ukur kemampuan visual, yakni kemampuan gerak motoris mata dalam melihat lambang-lambang grafis. Pemahaman isi bacaan merupakan cermin dari kemampuan kognisi, yakni kemampuan berpikir dan bernalar dalam mencerna masukan grafis yang diterimanya lewat indera mata.
Untuk menentukan KEM, diperlukan data mengenai rata-rata kecepatan baca dan persentase pemahaman isi bacaan. Data mengenai rata-rata kecepatan baca dapat diketahui apabila jumlah kata yang dibaca dan waktu tempuh bacanya diketahui. Cara menghitung rata-rata kecepatan baca adalah dengan cara membagi jumlah kata yang dibaca dengan waktu tempuh baca. Contohnya, jika seseorang dapat membaca sebanyak 2500 kata dalam waktu 5 menit, artinya kecepatan rata-rata baca pembaca tersebut adalah 500 kpm (2500 : 5 = 500).
Text Box: Keterangan:
JK	: Jumlah kata yang dibaca
Wm	: Waktu tempuh baca dalam satuan menit
Wd	: Waktu tempuh baca dalam satuan detik
B	: Jumlah jawaban betul
SI	: Skor ideal atau skor maksimal
Kpm	: Kata per menit
Selanjutnya, berdasarkan cara penghitungan kemampuam membaca cepat Wiryodiyono dapat dibuat beberapa alternatif rumus kemampuan membaca cepat/ KEM yang dapat dipergunakan untuk menghitung dan menentukan kemampuan membaca cepat/ KEM seseorang. Alternatif rumus-rumus tersebut adalah sebagai berikut.

1)    X         = ...kpm

2)     X   = ...kpm
     


Rumus Membaca Cepat 1

2.1  Tujuan  Cepat Cepat

Berkaitan dengan membaca cepat, ada beberapa tujuan dan manfaat, yaitu :

1.      Mengenali topik bacaan

Jika Anda pergi ke toko buku atau perpustakaan, Anda ingin mengetahui apa yang dibahas dalam buku yang Anda pilih. Untuk keperluan tersebut, Anda melakukan membaca cepat beberapa menit (knowsing) untuk melihat bahan yang dibaca sekedar untuk mengetahui isi bacaan. Hal ini juga dapat dilakukan ketika akan memilih artikel dimajalah dan surat kabar (kliping).

2.      Mengetahui pendapat orang (opini)

Di sini Anda sudah mengetahui topik yang dibahas, selanjutnya Anda ingin mengetahui pendapat penulis itu terhadap masalah yang dibahas. Untuk itu, Anda tinggal membaca tulisan yang ada di tajuk surat kabar tersebut. Anda cukup membaca paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat kesimpulan yang dibuat oleh penulis (redaksi).

3.      Mendapatkan bagian penting yang diperlukan

Anda perlu melihat semua bahan bacaan itu untuk melihat ide yang bagus, tetapi tidak perlu membaca setiap kata, kalimat, bahkan alinea secara lengkap.

4.      Mengetahui organisasi penulisan

Dengan teknik membaca cepat maka dapat segera mengetahui urutan ide pokok dan cara semua materi disusun dalam kesatuan pikiran, serta mencari hubungn antarbagian dalam bacaan itu.

2.2  Manfaat dan Model  Membaca Cepat

Berkaitan dengan membaca cepat, ada beberapa tujuan dan manfaat, yaitu
 sebagai berikut :
1.      Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara cepat dan efektif.
2.      Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri bahan halaman buku atau bacaan.
3.      Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memerhatikan atau membaca bagian yang tidak kita perlukan.
Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:

a)      Model line by line

Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relative baru (masih asing), atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.

b)      Model Spiral

Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca.

c)      Model Melingkar

Melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan pemikiran si pembaca.
Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya ringan. Milsanya membaca Koran, majalah, dll.


2.3  Teknik Membaca Cepat

Ada beberapa teknik membaca cepat yang lazim dipakai, di antaranya adalah:

a)      Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review = mempersiapkan diri, bertanya, membaca, mendasar, mengkaji ulang).

Teknik ini banyak dipakai oleh mahasiswa untuk keperluan meneliti isi buku tertentu untuk bahan penulisan makalah.

b)      Teknik pelayapan (skimming)

Teknik ini paling umum dipakai untuk pemahaman bagian-bagian isi buku dan bacaan lainnya
c)      Teknik pemindaian (scanning)
Teknik ini merupakan teknik yang paling umum dipakai untuk pemahaman bagian-bagian isi buku dan bacaan lainnya.








2.4  Hambatan Membaca Cepat

Dengan adanya berbagai tuntutan, membaca cepat sering  dilakukan. Meskipun pada dasarnya setiap orang berpotensi mampu melakukan membaca cepat, namun ada beberapa yang mungkin berhasil dalam membaca cepat. Selain itu, dalam membaca cepat terdapat beberapa kesalahan yang umum dilakukan, diantaranya:

1.      Sub Vokalisasi

Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika  terbiasa mengulangi bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang  digunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.
Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata Budi langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.

2.      Finger Panting

Membaca menggunakan pointer atau petunjuk biasanya sering dilakukan. Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam membaca cepat yang disebut Finger panting.
Namun dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan bacaaan.

3.      Regretio

Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata  tertuju pada kata-kata atau kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat berakibat pada penglihatan mata  tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan regretio.

4.      Back Skippin

Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang  mengulang-ulang bahan bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan kesalahan membaca yang disebut back skipping. Cara seperti ini dapat mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit melakukan speed reading.








                                              III.       MEMBACA  SCANING

Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata. Membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya.
Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.
Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.


3.1  Langkah-langkah Membaca Scanning

teknik scanningScanning dilakukan dengan cara:


Gambar 1
 
 

 








1.      Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan informasi yang telah ditetapkan.
2.      Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap dari informasi yang dicari.
3.      Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).


3.2  Tujuan Membaca Scanning

a.       Mencari informasi dalam buku secara cepat.

Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca, Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan, pembaca tida membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.

b.      Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks.

 Biasanya, ini dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik.
Contoh Membaca scanning/memindai misalnya membaca mencari arti kata di kamus, membaca acara siaran di Telivisi, membaca daftar pejalanan, memcari nomor telepon di buku telepon,membaca daftar menu makan di rumah makan, membaca jadwal pelajaran, mencari pada papan pengumuman, mencari topik pada daftar isi sebuah buku dll.
 



                                                         IV.       MEMBACA SKIMMING

Membaca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca Skimming dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat.
Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.

                               4.1       Tujuan Membaca Skimming

Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu ketrampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan, seperti hal berikut :
1)      Untuk mengenali topik bacaan.
Apabila anda pergi ke toko buku atau perpustakaan dan ingin mengetahui pembahasan apa dalam buku yang anda pilih itu, anda melakukan skimming beberapa menit (atau browsing).
Skimming untuk melihat bahan yang akan dibaca, sekadar untuk mengetahui bahan tersebut, juga dilakukan orang untuk memilih artikel di majalah dan surat kabar (kliping).
2)      Mengetahui pendapat orang (opini).
Disini anda sudah mengetahui topik yang dibahas, yang anda butuhkan adalah pendapat penulis itu terhadap masalah tersebut. Misalnya, tulisan tajuk surat kabar anda mungkin cukup membaca paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat kesimpulan yang dibuat oleh penulisnya (redaksi).
3)      Mendapatkan poin – poin penting.
Anda perlu melihat semua bahan itu untuk memilih ide yang bagus, tetapi tidak membaca secara lengkap. Mungkin secara kronologi, membandingkan, atau bentuk lain. Skimming berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari dan didingat. Skimming berguna untuk survei buku sebelum dibaca, seperti dapat dilihat pada uraian SQ3R sebelum ini.
. Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu. Untuk penyegaran yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah. Skimming ini juga disebut sebagai review (tinjau balik).

                               4.2       Teknik Membaca Skimming

Biasanya paragraf pertama perlu dibaca dengan kecepatan rata-rata. Paragraf pertama umumnya berisi pengantar atau ringkasan tentang bahan yang akan dibicarakan. Kadang-kadang paragraf kedua berisi pengantar atau pendahuluan. Sedang paragraf pertama mungkin hanya untuk pemanasan, dan digunakan oleh pengarangnya untuk menarik perhatian pembaca.
Membaca paragraf ketiga mungkin tidak perlu tetapi ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... .... ... ... .... ... ... ... ... ide pokok biasanya ada di kalimat pembuka ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... .. .. .. .. .. . .. ...kalimat topik ... .... .... .... .... .... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. . ... .. ... .. .. . ... . .. . .. .. ... ..
Selain dari kalimat pertama terkadang pembaca perlu mencari detail di bagian lain dalam paragraf ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. .... .... ... ... ... .. .... .. ... ... ... ... ... .. .. .. ... . ... ... ... .. ... ... ... ... ... .. .. ..nama ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. .. .. ... .. .. .. .... .... ... ... ... ... tanggal .... ... .. ... .... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... .... .... .... .... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... .. .. ... ini tidak ada isinya... ... ... ... ... .. ... .. ... .. ... .. ... ... ... .. .. .. .... ..... .... ... .... .... ... .. ... ... ... .. .. .... ... ... .... .. .... ... .. .. .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... .. ... ... .. .. kadang-kadang ide pokok berada di tengah atau di akhir paragraf.
Beberapa paragraf ada yang mengulang ide-ide ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Jika ide pokok tidak bisa ditemukan di kalimat pertama, maka seluruh paragraf perlu dibaca.
Kemudian lompati beberapa paragraf ... ... ... ... ... ... ... ... .. .. .. .. .. .. .. ... ... .. .. .. ... .. .. untuk menghemat waktu ... ... ... ... ... ... ... .. .. ... ... .. .. ... ... .. .. .. .. ... .. .. .. .. ... ... .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .... ....... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ingat anda harus tetap cepat .... ... ... ... ... ... .. ... ... ... .. ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ..800 kpm ... ... ... ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... ... ... ... .. .. .. .. .. ... .. ... ... ... ... ... .. .. ... ..
Jangan takut melompati setengah atau lebih dari masing-masing paragraf ... ... ... ... ... .. .. .. ... ... .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. . ...... .... .. ...
Jangan mulai tertarik dan membaca semuanya ..... ...... ..... ... ... .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. . .. . .. . ... . .. . ... ... . .. .. . ... .. .. .. .. . .. .. .. . .. . .. .. .skimming adalah berat. ........ ........ ... .... ... . . ... ... ... ... ... ... ... .. .. ... ... .. ... .. ... .. ... ... ... ... .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .
Pemahaman memang terendah, ... ... ... ... .. .. .... ... .. .. .. .. .. ... . .. .. .. .. ..50% ... .. ... .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. tidak terlalu rendah ... ... .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .
Dengan skimming membaca menjadi lebih mudah ....... ..... ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. . . .. .. .. .. .. .. .. ... ... .. .. .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. menambah kepercayaan .. ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. .. ... ... ... ... .. ... ... ... .. ... .. .. .. ... .. .. ... ... .. .. ... ... .. .. ... .. .. .. ... ... .. ... .. ... ... ...
Mungkin anda tidak mendapatkan apa-apa di beberapa paragraf .. ... ... ... .. .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. . ... ... ... ... ... ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. jangan gelisah .... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .... . Skimming banyak gunanya .... ........ ..... ... ..... ..... .. .. ..... ..... .. ....... .... ... .. .laporan .... .... ... .. .. .. .. .. surat kabar ... ... . .. ... ... ... .. suplemen.
Dua paragraf akhir perlu dibaca semua dengan seksama karena seringkali berisi ringkasan. Ingat pentingnya skimming adalah mendapatkan hanya ide pokok penulis dengan kecepatan yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

 

Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Soedarso. (2001). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Utama.
Subyantoro. (2001). Pengembangan Ketrampilan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
SYafi'e, I. (1994). Pengajaran Membaca Terpadu Efektif. Bandung: YA3 Malang.
Tarigan. (2008). Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wiryodijoyo. (1989). Membaca Strategi Pengantar dan Tehniknya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.












Tentang  Penulis
 Nama      : Yulias Anggraeni
 TTL         : Jember, 24 Juli 1994
 Alamat    : Gumukmas – Jember ( 68165)
 E – mail   : yulias.nurcahyo@yahoo.com
 Pekerjaan : Mahasiswi 
 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
                      Indonesia, Universitas Jember.
Motto                         :  Waktu adalah uang.
         Sekali membuang uang maka uang
                      akan mengutukmu.











 Penerbit :
Jember University Press
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto
Kotak Pos 185, fax. ( 0331 ) 332 738
http://www.unej.ac.id / http://www.imabina.unej.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar